Ceramah Cinta

“Anak-anak, minggu yang lalu telah kita identifikasi ciri seseorang yang mencintai. Orang
yang mencintai akan banyak mengingat orang-orang yang dicintainya.
Mengingat, bisa dilakukan dengan bermacam-macam cara. Ada yang dengan
cara membuat lagu. menulis puisi, bersyair, membuat bangunan, menuliskan
namanya atau hanya menyebutkannya dalam hati. Kalian bisa
mendiagnosa diri kalian sendiri, kalau kalian sering mengingat
seseorang. Itu artinya, bahwa ada benih-benih cinta yang mulai tumbuh di
dalam hati kalian. Tidak hanya itu, seorang pecinta akan berdesir hatinya jika nama orang yang dicintainya disebutkan. Maka dapat kalian saksikan orang-orang yang jatuh cinta itu akan sering melamun. Dan pasti dalam lamunan itu, kekasihnyalah yang diingatnya.”
“Anak-anakku,
begitu juga kalau kita menyintai Allah. Kita akan banyak-banyak
mengingatNya. Maka kita bisa menguji diri kita sendiri, sudahkah kita
mencintai Allah ?. Kalau Allah yang selalu dalam pikiran
kita, kalau nama Allah adalah nama yang sering kita ucapkan maka kita
layak untuk disebut pecinta Allah. Tetapi sebaliknya kalau yang kita
ingat selalu adalah hal-hal keduniawian, dan sedikit sekali mengingat
Allah, maka kita bukanlah pecinta Allah, kita adalah pecinta dunia.
Begitupula apabila kita mendengar nama Allah, hati kita berdesir, jiwa
kita bergetar, itulah salah satu tanda bahwa dalam hati kita telah tumbuh cinta. “
“Lewat
pesan yang sangat manis, Allah dalam Alqur’an memerintahkan kepada kita
untuk banyak-banyak mengingatNya. Itu artinya Allah memerintahkan
manusia untuk mencintaiNya jauh di atas segala-galanya. Kalian tahu adzan kan anak-anak
? salah satu tujuan dari adzan selain untuk mengingatkan dan memanggil
untuk waktu sholat adalah untuk alat tes bagi kita semua, berdesirkah
hati kita mendengar namanya, bergetarkah jiwa kita bila dikumandangkan
namaNya dan sudahkah kita mencintaiNya. Makanya anak-anakku sekalian,
jikalau dirimu mendengarkan adzan sedangkan engkau dalam keadaan
bekerja, hentikanlah sejenak pekerjaanmu, dengarkan nama Allah
dikumandangkan, nikmati dan rasakanlah. Kalau hatimu belum berdesir juga
maka berusahalah untuk menghadirkanNya dalam sanubarimu atau minimal
dengarkan dengan baik. Itu adalah modal kita untuk mencintaiNya.”
“Tidak hanya itu anak-anak… tuliskan, tempelkan
tulisan asma Allah itu di tempat-tempat yang baik. Di tembok kamarmu,
diruang kelas, di ruang belajar dan lain-lain. Tuliskan kata Allah itu
dibuku catatanmu, dibuku bacaanmu bahkan di diarimu. Kalau suatu saat
kalian menjadi pendaki gunung dan telah sampai di puncaknya, tuliskan di
sana kalimat Allah maha besar. Bukan untuk gaya-gayaan, tapi sebagai
bentuk ekspresi rasa cinta kita kepada Allah. “
“Anak anak, Bapak sedikit tidak nyaman dengan syair nya SLANK dalam lagu GOSIP JALANAN, “
TERIAK ALLAHU AKBAR KELAKUAN BARBAR “. Bagi bapak, Peduli amat dengan
penilaian orang terhadap kelakuan kita yang belum tentu kebenarannya,
yang penting sebut aja namaNya sekeras-kerasnya sebagai tanda kalau kita
telah benar-benar dibutakan cinta kepada Nya. Cinta itu absurd, dan itu
membutuhkan penilaian yang benar-benar obyektif. Biar seluruh dunia
mencela, cinta tetap cinta, apapun yang terjadi “.
Sejenak aku tertegun, aku telah memulai pelajaran dengan ceramah agama mirip ceramahnya Ustadz Jefri Al Bukhari.
Bersambung……………..